Semilir
angin berhembus kencang kala malam itu
Menghantarkan
aku sampai pada satu tempat
Membuat
mataku terpejam untuk beberapa saat
Menjatuhkan
tatapanku terhadap satu sosok
Sosok yang
kini sedang menebarkan senyum di bibirnya
Tepat di
hadapanku sosok itu berada sekarang
Dia yang terlihat
begitu nyata juga terasa begitu dekat
Beberapa
saat dia berhasil membuat mataku tak berkedip
Aku berhasil
memandanginya juga membalas senyumnya
Tak ada kata
yang terucap kala itu
Hanya
hembusan angin yang terdengar mengusik telinga
Dingin udara
ini membuatkku mengadu kedua telapak tanganku
Seolah ingin
menemukan kehangatan dalam sela gosokannya
Dia masih tersenyum
dan sekarang mulai sibuk memperhatikanku
Dia menggeleng membaca raut wajahku yang seperti
sedang kedinginan
Tiba-tiba
saja dia melepas jaket merah yang sedang ia kenakan
Dalam
sekejap tangannya merangkul memindahkan jaket itu ke badanku
Membantu
meraih kedua tanganku agar memakai jaket tersebut
Memasangkan
resleting yang ada di bagian depan jaket
Selesai, ya
tugasnya memasangkan jaket ini sudah selesai
Tidak,
ternyata tidak sampai di situ saja
Dia mengusap
kepalaku masih sambil menatap tajam dan tersenyum
“Lain kali,
kalau pergi-pergi pakai jaket yah.. udah tau suka kedinginan, masih aja
jaketnya enggak dibawa. Jangan bandel kalo dibilangin, pokoknya lain kali wajib
pake jaket. Kalau enggak pake jaket nanti aku tilang. Ngerti.. Janji yah..”
Aku t
ersentak kaget mendengar dia berkata-kata
Yang baru
saja terdengar bukan hanya sebait kata
Namun satu
buah kalimat yang panjang
Dan di dalamnya terkandung makna bahwa dia
perhatian
Bibirku
bergetar mengucap kata “Iyah, aku janji. Terima kasih.”
Sedetik dia
menarik tubuhku mendekap ditubuhnya
Kepalaku
mendarat tepat di pundaknya
Dia
memelukku dengan erat
Dia mengusap
kepalaku juga pundakku
Sungguh, dia
sangat nyata buatku
Kriiingggg..
Tersentak
suara Alarm berhasil membangunkanku
Tidak,
ternyata tadi itu tidak nyata
Dia hanya
ada dalam mimpiku
Dan
lagi-lagi aku bermimpi tentangnya
Apakah ini
yang dinamakan Rindu ?
Bahkan
pelukan hangat itu pun masih terasa
Sampai aku
membuka mata
Sosok itu,
dia selalu hadir dalam gelap malamku
Kenapa dia
selalu menemuiku dalam mimpiku ?
Apakah aku
juga selalu menemuinya dalam mimpinya ?
Ataukah
sebaliknya aku yang sebenarnya ingin menemuinya
Namun
terbatas ruang dan waktu
Dia yang
hanya bisa ku temui dalam mimpiku
Hanya
sebatas mimpiku
Semilir
angin berhembus kencang kala malam itu
Menghantarkan
aku sampai pada satu tempat
Membuat
mataku terpejam untuk beberapa saat
Menjatuhkan
tatapanku terhadap satu sosok
Sosok yang
kini sedang menebarkan senyum di bibirnya
Tepat di
hadapanku sosok itu berada sekarang
Dia yang terlihat
begitu nyata juga terasa begitu dekat
Beberapa
saat dia berhasil membuat mataku tak berkedip
Aku berhasil
memandanginya juga membalas senyumnya
Tak ada kata
yang terucap kala itu
Hanya
hembusan angin yang terdengar mengusik telinga
Dingin udara
ini membuatkku mengadu kedua telapak tanganku
Seolah ingin
menemukan kehangatan dalam sela gosokannya
Dia masih tersenyum
dan sekarang mulai sibuk memperhatikanku
Dia menggeleng membaca raut wajahku yang seperti
sedang kedinginan
Tiba-tiba
saja dia melepas jaket merah yang sedang ia kenakan
Dalam
sekejap tangannya merangkul memindahkan jaket itu ke badanku
Membantu
meraih kedua tanganku agar memakai jaket tersebut
Memasangkan
resleting yang ada di bagian depan jaket
Selesai, ya
tugasnya memasangkan jaket ini sudah selesai
Tidak,
ternyata tidak sampai di situ saja
Dia mengusap
kepalaku masih sambil menatap tajam dan tersenyum
“Lain kali,
kalau pergi-pergi pakai jaket yah.. udah tau suka kedinginan, masih aja
jaketnya enggak dibawa. Jangan bandel kalo dibilangin, pokoknya lain kali wajib
pake jaket. Kalau enggak pake jaket nanti aku tilang. Ngerti.. Janji yah..”
Aku t
ersentak kaget mendengar dia berkata-kata
Yang baru
saja terdengar bukan hanya sebait kata
Namun satu
buah kalimat yang panjang
Dan di dalamnya terkandung makna bahwa dia
perhatian
Bibirku
bergetar mengucap kata “Iyah, aku janji. Terima kasih.”
Sedetik dia
menarik tubuhku mendekap ditubuhnya
Kepalaku
mendarat tepat di pundaknya
Dia
memelukku dengan erat
Dia mengusap
kepalaku juga pundakku
Sungguh, dia
sangat nyata buatku
Kriiingggg..
Tersentak
suara Alarm berhasil membangunkanku
Tidak,
ternyata tadi itu tidak nyata
Dia hanya
ada dalam mimpiku
Dan
lagi-lagi aku bermimpi tentangnya
Apakah ini
yang dinamakan Rindu ?
Bahkan
pelukan hangat itu pun masih terasa
Sampai aku
membuka mata
Sosok itu,
dia selalu hadir dalam gelap malamku
Kenapa dia
selalu menemuiku dalam mimpiku ?
Apakah aku
juga selalu menemuinya dalam mimpinya ?
Ataukah
sebaliknya aku yang sebenarnya ingin menemuinya
Namun
terbatas ruang dan waktu
Dia yang
hanya bisa ku temui dalam mimpiku
Hanya
sebatas mimpiku